Kelas 6B SKI
Hari : Jumat
Tanggal : 15 Januari 2021
A. Biografi Sunan Kalijaga
Raden Sahid atau Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung Wilatikta. Kakeknya bernama Aria Teja atau Abdurrahman, seorang keturunan Arab yang bersambung silsilahnya dengan Saydina Abbas bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah Saw. Raden Sahid dididik dalam lingkungan keluarga ibunya, Putri Nawangarum yang berasal dari keluarga Bupati Tuban, Pemahamannya tentang sastra Jawa membuatnya mahir dan kelak meyampaikan dakwah lewat seni budaya.
Di usia remaja, Raden Sahid tumbuh menjadi ilmuan silat , dan remaja yang kontroversi di mata orang Tuban. Sisi lain Raden Sahid, ia banyak bergaul dengan rakyat jelata meski ia seorang putra bangsawan. Rupanya ia menyaksikan korupsi para pejabat pemerintahan yang memungut upeti kepada rakyat jelata. Melihat kondisi ini, Raden Sahid melakukan perampokan terhadap para pejabat yang sewenang-wenang atas
kekuasaannya. Kemudian hasil rampokannya ia berikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Apa yang dilakukan Raden Sahid diketahui ayahnya dan diusir agar hengkang dari rumah dan tinggal di hutan Jati Sari. Orang-orang di sekitarnya mengenalnya dengan julukan lokajaya.
Perubahan derastis dalam pribadinya terjadi ketika ia merampas tongkat Sunan Bonang yang berdaun emas. Sunan Bonang menyayangkan sikap baiknya yang memberi rakyat jelata dari hasil rampokan. Kemudian Sunan Bonang menasehatinya “bagai berwudhu dengan air kencing” tindakannya yang berniat baik tetapi dilakukan dengan perbuatan kotor. Sunan Bonang pun menunjukkan kemampuannya mengubah buah aren menjadi emas. Peristiwa ini membuat Raden Sahid menyesali perbuatannya, belajar dan berusaha keras menjadi manusia yang agung sampai diangkat menjadi salah satu anggota Wali Songo. Nama Kalijaga dikaitkan dengan cerita perjalanannya bersama Syaik Siti Jenar ke beberapa tempat di Jawa untuk membersihkan tempat-tempat angker yang menjadi tempat pemujaan Dewa.
Ia mengawali dakwahnya di wilayah Cirebon, di desa Kalijaga untuk mengislamkan penduduk Indramayu dan Pamanukan. Setelah cukup lama berdakwah Sunan Kalijaga melakuka uzlah atau mengasingkan diri untuk beribadah selama tiga bulan di pulau Upih, Melaka, Malasyia. Kemudian melanjutkan kembali dakwahnya selama beberapa menyiarkan Islam di Cirebon. Mula-mula ia menyamar sebagai marbot masjid Sang Cipta Rasa. Di masjid inilah ia bertemu Sunan Gunung Jati. Kemudian menikahkannya dengan Siti Zainab adik dari Sunan Gunung Jati.
Pernikahannya dengan Siti Zaenab, putri syaik Datuk Abdul Jalil atau Syaikh Siti Jenar, memiliki putra bernama Watiswara yang dikenal dengan Sunan Panggung, dan Sunan Panggunglah yang melanjutkan dakwahnya kelak.
Dakwah Sunan Kalijaga dalam mengembangkan Islam banyak melalui pertunjukan wayang. Ia tampil sebagai dalang yang sangat populer dengan julukan Ki Dalang Sida Brangti , Ki Dalang Bengkok dan Ki Dalang Unehan. ia berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain mulai dari daerah kekuasaan Pajajaran hingga Majapahit. Sebagai imbalan dari warga yang ingin nanggap wayang cukup dengan membaca dua kalimat syahadat, dan tidak dipungut biaya sama sekali. Selain sebagai dalang, Sunan Kalijaga juga merancang pakian, dan merancang alat-alat pertanian
Makam Sunan kalijaga terletak di desa Kadilangu, berjarak 3 km dari Masjid Agung Demak. Sunan Kalijaga wafat pada tahun 1045 H . Diceritakan dia merupakan tokoh yang berusia lanjut, mengalami tiga zaman sekaligus, Majapahit, Demak, Pajang hingga Mataram. Sunan Kalijaga dianggap sebagai pelindung kerajaan Mataram dan menjadi penasehat dalam kebijakan para sultan.
Tugas
Buatlah peta pikiran dari biografi sunan kali jaga