KLS 5B SKI

Hari: Kamis
Tanggal: 19 November 2020
Bacalah teks di bawah ini

3. Peristiwa Wafatnya Rasulullah SAW
a. Khutbah Terakhir Nabi Muhammad SAW.

Khutbah terakhir Rasulullah SAW. disampaikan pada tanggal 9 Dzulhijjah 10 H di Lembah Uranah, Arafah, ketika Rasulullah SAW. haji bersama kaum muslimin. Berikut isi khutbah terakhir Rasulullah SAW..

Ya saudara-saudaraku, perhatikan apa vang akan aku sampaikan, aku tidak tahu apakah tahun depart aku masih berada di arttara kalian. Karenanya dengarkanlah baik-baik apa yang kukatakan ini dan sampaikan kepada mereka yang tidak dapat hadir saat ini.

Ya saudara-saudaraku, seperti kita ‘ketahui. bulan ini, hari ini, dan kota ini adalah sue. karenanya pandanglah kehidupan dan milik setiap orang muslim sebagai keoercayaan yang suci. Kembalikanlah ba ‘-barang yang dipercayakan kepadamu ke-jada pemilik yang sebenarnya. Jangan kau iukai orang lain sebagaimana orang lain tidak melukaimu. Ingatlah bahwa kamu akan bertemu dengan Allah SWT. dan dia akan memperhitungkan amalanmu dengan sebenar-benarnya. Allah SWT. telah melarangmu memungut riba, karenanya mulai saat ini dan untuk seterusnya kewajiban membayar riba dihapuskan. Waspadalah terhadap setan demi keselamatan agamamu. Dia (setan) telah kehilangan harapannya untuk “lembawa kalian pada kesesatan yang nyata ztapi v\/aspadalah agar tidak terjebak pada t ouan halusnya.

Ya saudara-saudaraku, kamu mempunyai hak tertentu terhadap istri-istrimu, tapi mereka juga mempunyai hak atas dirimu. Apabila mereka mematuhi hakmu maka mereka memperoleh haknya untuk mendapatkan makanan dan pakaian secara layak. Perlakukanlah istri-istrimu dengan baik dan bersikap manis terhadap mereka, karena mereka adalah pendampingmu dan penolongmu yang setia. Kamu juga berhak untuk melarang mereka berteman dengan orang-orang yang tidak kamu sukai, dan juga terlarang melakukan perzinaan.

Ya saudara-saudaraku, dengarkanlah baik-baik, sembahlah Allah, shalat lima waktu dalam sehari, laksanakanlah puasa selama bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat, laksanakan ibadah haji jika mampu, ketahuilah bahwa sesama muslim adalah bersaudara, kamu semua adalah sederajat. Tidak ada perbedaan satu terhadap yang lain kecuali ketaqwaan dan amalan saleh. Karena itu berhati-hatilah jangan menyimpang dari jalan kebenaran setelah kepergianku nanti.

Ya saudara-saudaraku, tidak akan ada nabi dan rasul sesudahku dan tidak akan ada agama lain yang lahir. Karenanya simaklah baik-baik ya saudaraku, dan pahamilah kata-kata yang akan kusampaikan kepadamu bahwa aku meninggalkan 2 pusaka, Al-Qur’an dan contoh-contohku sebagai As-Sunnah, dan jika kalian mengikutinya tidak mungkin akan tersesat. Siapa yang mendengarkan perkataanku ini wajib menyampaikannya kepada yang lain dan seterusnya, dan mungkin yang terakhir memahami kata-kataku ini bisa lebih baik dari yang langsung mendengarkan, demi Allah aku bersaksi, bahwa aku telah menyampaikan ajaran-Mu kepada umat-Mu ya Allah.

b. Hari-Hari Sebelum dan ketika Wafatnya Rasulullah SAW.
Menjelang pasukan Islam berangkat ke Syam, Rasulullah SAW. sakit. Beliau menderita demam dan istirahat hingga tidak bisa menjadi imam shalat. Nabi menyuruh Abu Bakar menggantikannya menjadi imam. Melihat yang menjadi imam adalah Abu Bakar, kaum muslimin bertanya-tanya. Terr^yata Rasulullah SAW. sakit.

Beberapa pekan kemudian sakit Rasulullah ti SAW. membaik. Beliau pun pergi ke masjid dan berkhutbah, isinya yaitu: “Aku berwasiat pada kalian untuk berbuatbaik terhadap orang-orang Anshar. Sesungguhnya orang-orang Anshar adalah orang-orang dekatku di mana aku berlindung kepada mereka. Karena mereka telah melalui apa ) yang menjadi beban mereka dan masih tersisa apa yang akan menjadi hak mereka. I Oleh karena itu, berbuat baiklah kepada siapa saja di antara mereka yang berbuat baik dan maafkan siapa saja di antara mereka yang melakukan kesalahan. Wahai manusia! Saya mendengar kalian semua cemas jika nabimu wafat. Pernahkah ad a seorang nabi yang hid up selama-lamanya? Jika ad a, maka j aku akan hidup selama-lamanya pula. Aku akan menemui Tuhan dan kalian pun akan menyusulku..”

Pernyataan Rasulullah SAW. ini adalah isyarat perpisahannya dengan kaum muslimin. Hari demi hari sakit Nabi SAW. bertambah parah. Hingga pada hari Senin tanggal 12 ; Rabiul Awwal tahun 11 H/8 Juni 632 M, beliau mengembuskan napasnya yang terakhir. Beliau meninggal di rumah Aisyah. Wafatnya | Rasulullah diumumkan oleh Abu Bakar. Beliau berkata di tempat ramai: “Wahai manusia barang siapa menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. ‘ Dan barang siapa yang menyembah Allah, maka Allah hidup selama-lamanya.”

Kemudian Abu Bakar membaca ayat berikut:

Artinya:
“Dan Muhammad hanyalah seorang rasul; | sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”(Q.S. AN ‘Imran [3]: 144)

Kaum muslimin bersedih, mereka semua j j melayat jenazah Rasulullah SAW.. Jenazah jl beliau dimandikan dan dikafani oleh AN bin j| Abi Thalib. Setelah itu, seluruh kaum muslimin menyalatkan jenazah Nabi Muhammad SAW.. Nabi Muhammad SAW. dikuburkan di rumah l|j Aisyah yang letaknya bersebelahan dengan masjid.

Berikut hari-hari sebelum Rasulullah SAW. wafat.

1) Minggu, 4 Rabiul Awwal 11 H (seminggu

sebelum wafat)

Rasulullah SAW. baru saja kembali dari ziarah j ke makam para sahabat (baqi1), ketika Jibril menemui beliau dan mengajukan dua pilihan. Apakah Rasulullah SAW. menginginkan dunia ‘ dan segala isi kandungannya, atau bertemu Allah SWT.? Rasulullah SAW. memilih pilihan kedua.

Setibanya di rumah, Aisyah R.A. menyambut Rasulullah SAW. seraya berkata: “Wahai Rasulullah SAW., kepalaku pusing.” Rasulullah-pun tersenyum, “Demi Allah wahai istriku, kepalaku juga pusing sekali”. Lalu Rasulullah SAW. bertanya kepada Aisyah If sambil bersenda gurau, “Apa yang menjadi ,j| beban pikiran, jika engkau meninggal duluan sebelum aku?”

Sambil bersenda mesra Aisyah menjawab, “Demi Allah, jika demikian wahai Rasulullah, Engkau tinggal kembali ke istri-istrimu yang lain.” Rasulullah SAW. tersenyum j | mendengar jawaban Aisyah, dan beliau tidur pada malam itu dalam keadaan sakit. Inilah permulaan sakit Rasulullah SAW. yang menyebabkan wafatnya beliau.

Seperti biasa Rasulullah SAW. mengunjungi istri-istrinya secara bergilir. Setibanya di rumah Maimunah R.A., sakit beliau tiba-tiba bertambah parah. Lalu Rasulullah memanggil istri-istrinya untuk berkumpul, lalu meminta izin agar boleh dirawat di rumah Aisyah R.A.. Keadaan Rasulullah SAW. semakin parah, beliau terpaksa dipapah oleh Fadhil bin Abbas dan Ali bin Abi Thalib menuju rumah Aisyah, sedangkan kedua kaki beliau sudah tidak bisa menapak tanah.

3) Kamis, 8 Rabiul Awwal 11 H (empat hari sebelum wafat)

Rasulullah SAW. meminta dibawakan untuknya tujuh bejana berisi air dari tujuh telaga yang berbeda. Dalam posisi duduk, Rasulullah SAW. dimandikan dengan air tersebut. Karena merasa pusingnya agak berkurang, Rasulullah SAW. keluar dan berkhutbah di hadapan umatnya. Pada hari itu juga, Rasulullah SAW. masih sempat shalat maghrib berjama’ah bersama para sahabat. Itu merupakan khutbah terakhir Rasulullah, dan shalat terakhir beliau bersama para sahabat dan pengikutnya.

4) Minggu, 11 Rabiul Awwal 11 H (satu hari menjelang wafat)

Rasulullah SAW. membebaskan semua hamba sahayanya, dan menghibahkan seluruh peralatan perangnya kepada kaum muslimin. Tidak ada yang tersisa dari harta beliau kecuali dishadaqahkan semuanya.

5) Senin, 12 Rabiul Awwal 11 H (hari wafatnya Rasulullah)

Ketika kaum muslimin sedang menunaikan shalat shubuh berjama’ah, dan Abu Bakar R.A. bertindak sebagai imam, Rasulullah SAW. membuka pintu rumahnya yang bersebelahan dengan jama’ah shalat. Rasulullah SAW. tersenyum melihat para sahabatnya mendirikan shalat. Beliau teringat perjuangan menyebarkan Islam yang telah ditempuh bersama para sahabatnya itu selama 23 tahun.

Abu Bakar dan sebagian jama’ah sadar jika Rasulullah SAW. sedang memperhatikan I mereka di depan pintu rumahnya. Nyaris saja [i Abu Bakar melangkah mundur sebagai isyarat agar Rasulullah SAW. mengimami mereka, namun Rasulullah SAW. berkata, “Teruskan shalat kalian.” Rasulullah SAW. tersenyum dan menutup kembali pintu rumahnya. Itu adalah kali terakhir para sahabat melihat Rasulullah SAW. sebelum beliau wafat, dan juga kali terakhir Rasulullah SAW. melihat para sahabat, dan saat itu mereka dalam keadaan sedang shalat.

Pada waktu dhuha, dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tetapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,> “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” “Tidak tahu ayahku, orang itu sepertinya baru sekali ini aku lihat,” tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah SAW. menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bagian demi bagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan keni’matan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah SAW. kepada Fatimah R.A.. Lalu Rasulullah SAW. membisikkan sesuatu kepada Fatimah R.A., dan seketika itu Fatimah menangis tersedu-sedu. Namun, tak lama kemudian Fatimah tertawa haru setelah mendengar bisikan kedua dari beliau.

“Apa yang dikatakan Rasulullah SAW. kepada kamu?” tanya Aisyah R.A.. “Pertama, Rasulullah SAW. membisikkan, kepadaku bahwa Malaikat Jibril biasanya menemuinya sekali dalam setahun untuk membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Namun, tahun ini Jibril dua kali menemuinya. Ini mungkin pertanda ajalnya sudah dekat. Makanya aku menangis.” jawab Fatimah R.A.. Lalu Fatimah melanjutkan, “Yang kedua, Rasulullah SAW. menanyakan, “Apa kamu bersedia menjadi yang pertama dari keluargaku yang akan melanjutkan perjuanganku? Atau bersediakah

Jenazah beliau dimandikan dalam keadaan berpakaian. Ali bin Abi Thalib yang memimpin I pelaksanaan prosesi pemandiannya. Di antara sahabat yang membantu membalik-balikkan tubuh jenazah adalah Abbas bin Abdul Muthalib, Fadhl bin Abbas, dan Qatsam bin Abbas. Usamah bin Zaid dan Shalih yang menuangkan air ke tubuh jenazah. Ali bin Abi Thalib sendiri yang membersihkan tubuh jenazah dari bekas keringat. Ali tidak menemukan satu kotoran pun pada tubuh beliau. MenurutAli, jenazahnya mengeluarkan bau harum.

Seusai dimandikan, jenazah suci Nabi Muhammad SAW. dikafani dengan tiga pakaian beliau sendiri; yang dua berwarna putih dan yang satu jDerwarna kekuning-kuningan. Tidak ada baju lengan panjang dan surban di dalamnya. Jenazah beliau selanjutnya diletakkan di atas ranjang di pinggir bakal kuburan. Kemudian masuklah orang-orang secara berkelompok. Mereka | menshalatinya berkelompok dan bergantian. Orang yang pertama shalat adalah Abbas bin Abdul Muthalib, kemudian Bani Hasyim, Muhajirin, Anshar, dan seluruh manusia yang hadir. Berikutnya giliran anak-anak dan para wanita yang diberi kesempatan masuk untuk ; melihatnya.

Sahabat Abu Thalhah lantas mencangkul tanah untuk lubang kuburan Nabi Muhammad SAW. di tempat tidur bekas beliau. Jenazah beliau dimakamkan di dalam rumah Siti Aisyah, istri beliau. Beliau pernah mengatakan bahwa dahulu para nabi dikubur di tempat mereka wafat. Selama menggali, Abu Thalhah j mengucapkan do’a ma halaka. Artinya Nabi | Muhammad SAW. sebenarnya tidak rusak dan tidak meninggal sama sekali, kecuali : dikubur dan dicabut ruhnya. Abu Thalhah sudah rampung membuat tempat peletakan jenazah. Nabi Muhammad SAW. secara perlahan diturunkan ke liang lahat. Abbas bin s, Abdul Muthalib, Fadhl bin Abbas, Qatsam bin Abbas, Ali bin Abi Thalib, dan Syaqran yang turun ke liang lahat. Mereka mengurus dan mengatur posisi jenazah. Sesudah wajah dan tubuh jenazah dihadapkan ke arah kiblat, y jenazah dipendam dan lubang kubur ditutup. “Di atas kuburnya dibangun sebuah bata

Para sahabat kemudian menaburkan debu dan meratakan kuburan Nabi Muhammad SAW., lalu menyiramkan air di atasnya.

c. Berita Wafatnya Rasulullah

Kota Madinah berguncang. Semua j penduduknya dirundung duka yang tak | terlukiskan, yaitu tatkala tersiar kabar bahwa | orang yang paling mereka cinta, Nabi Muhammad SAW., telah meninggal dunia. Semua berbisik bersama kawannya seolah tidak percaya, terlebih Umar bin Khaththab, yang karena cintanya kepada Nabi Muhammad SAW., ia mengancam memotong tangan dan kaki orang yang berani mengatakan, Nabi sudah meninggal dunia. Katanya, “Nabi Muhammad hanya pergi bertemu Rabb-nya dan akan kembali sebagaimana Musa yang pergi menghadap Rabb-nya dan kembali j kepada kaumnya setelah 40 hari lamanya.”

Di tengah kekalutan dan goyahnya j pendirian para sahabat tentang kematian Rasulullah, datanglah Abu Bakarash Shiddiq. Setelah mencium kening Nabi Muhammad SAW. di kamar beliau, Abu Bakar keluar j seraya berkata, “Siapa yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah bahwa \ Muhammad telah meninggal dunia, dan siapa yang menyembah Allah, maka ketahuilah bahwa Dia Mahahidup dan tidak akan pernah mati.” Kemudian ia membacakan firman Allah SWT. yang artinya:

“Dan Muhammad hanyalah seorang rasul; sebelumnya telah berlalu rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”

(Q.S. Ali ‘Imran [3]: 144).

Ibnu Abbas mengatakan, “Seolah-olah manusia tidak pernah mengetahui bahwa ayat ini sudah turun sampai Abu Bakar membacakannya sehingga mereka semua menerima meninggalnya Nabi Muhammad SAW.. Tidak ada seorang pun yang mendengarnya kecuali mereka membaca ayat tersebut.”

Tidak ada yang mendengar ayat yang dibacakan Abu Bakar kecuali mereka membenarkan bahwa Rasulullah SAW. memang sudah meninggal dunia. Umaryang terkenal sebagai pribadi yang kuat dan ditakuti setan pun terpukul ketika mendengarnya

Tubuhnya jatuh dan kedua kakinya tak mampu | menyangga tubuhnya laksana pohon kurma yang tercabut akar-akarnya. Inilah awal jasa Abu Bakarkepada Islam pasca meninggalnya Nabi Muhammad SAW.